Bayi A pemeran anak Aldebaran dan Andin (Foto: Gorajuara.com/Instagram/@amandamanopo)

 

Kejadian tersebut terjadi di Pakistan dan saat ini viral di media sosial TikTok.

Warganet kembali dihebohkan oleh kasus pembunuhan, yang dilakukan oleh seorang ayah terhadap anaknya yang berusia tujuh hari.

Sang ayah telah membunuh seorang bayi dengan cara menembak, tak hanya satu atau dua tapi lima peluru ke tubuh orang yang tidak bersalah itu.

Pembunuhan tragis tersebut dilakukan oleh seorang ayah, yang tega melenyapkan nyawa buah hatinya yang tak bersalah, berumur tujuh hari.

Kabar tersebut tentunya menjadi sorotan para warganet, bahkan gambar sang bayi telah dibagikan di media sosial.

Peristiwa tersebut tentunya telah diketahui inspektur Jenderal (IG) Punjab setempat, bahkan telah memanggil Petugas Kepolisian Daerah (RPO) Sargodha untuk melaporkan kejadian.

Adapun kronologi pembunuhan brutal seorang ayah itu disebabkan keinginannya memiliki seorang anak laki-laki.

Tersangka, Shahzaib Khan, menikah dengan Mashal Fatima dua tahun lalu dan melahirkan seorang putri.

Setelah istrinya melahirkan dan mendengar berita memiliki seorang gadis, Khan mulai melecehkan istri dan putrinya.

Putri mungil itu diberi nama Jannat oleh anggota keluarganya. Berbeda dari ayah lainnya, Khan sangat marah istrinya melahirkan seorang putri.

Pria itu pun kemudian meninggalkan rumah, lalu kembali dan memukuli istrinya dan akhirnya membunuh bayi berusia tujuh hari.

"Karena marah, dia pertama kali memukuli saya dan memukuli putri kami. Kemudian dia mengeluarkan pistol dari lemari dan menembakkan peluru ke tubuhnya", ujar Fatima seperti dilansir Jurnal Palopo dari tv9hindi.

Usai melakukan perbuatannya, pria tersebut melarikan diri namun polisi berusaha untuk menangkapnya.

Insiden itu terjadi pada hari Minggu di Mianwali, kota asal Perdana Menteri Pakistan Imran Khan.

Kejadian serupa sudah terjadi di Pakistan sejak dulu. Hal tersebut nyatanya sudah menjadi praktik umum untuk membunuh anak perempuan sebelum dan setelah mereka lahir, atau membunuh mereka atas nama kehormatan.

Tak tinggal diam, perempuan setempat telah melakukan protes setiap hari.